Popular Post

Popular Posts

17 Oct 2018


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ


Sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir, nifak adalah perbuatan yang menampakan kebaikan dan menyembunyikan keburukan.
Nifak terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Nifak kecil (tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam).
2. Nifak besar (mengeluarkan pelakunya dari Islam).
Sedangkan pelaku dari sifat nifak disebut munafik.


A. Nifak Kecil.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wasallam bersabda;
“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati”.
(HR Al-Bukhari).


Ini kriteria dari nifak kecil. Apabila ada seorang muslim yang melakukan salah satu dari perbuatan di atas, maka ia sedang terjangkiti sifat munafik.

B. Nifak Besar.
Allaah berfirman;
“Apabila mereka menjumpai orang-orang mukmin, mereka berkata, ‘Kami telah beriman.’ Namun jika mereka menyendiri beserta kaumnya (syaithan) mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami di pihak kalian. Hanya saja kami hendak mengolok-olok kaum mukmin.’ Allah akan mengolok-olok mereka dan menelantarkan mereka dalam kedurhakaan, sedangkan mereka dalam keadaan bimbang”.
(Q.S.al-Baqarah:14-15)


Membenci/ mendustakan Nabi shallallaahu ‘alayhi wasallam beserta ajarannya.
Jika seseorang sudah sampai tahap di atas, maka ia sudah kufur.
Sifat nifak besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.


*Tapi, bedakan antara munafik dan menutup aib.

Jika ada si fulan yang bermaksiat di malam hari, dan Anda melihatnya.
Lalu di siang harinya si fulan telah bertaubat dan merubah perilakunya, serta menutupi aibnya.
Maka, janganlah Anda cap ia sebagai “munafik”.
Karena, Allaah telah melarang hambaNya dari perbuatan membuka aib sesama muslim, terlebih lagi membongkar aib sendiri.


Abu Huroiroh mengatakan, “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda;
“Setiap ummatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al Mujaahiriin yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan sebuah perbuatan (buruk –ed.) pada malam hari kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya. Lalu laki-laki tersebut mengatakan, “Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk/jelek ini dan itu”. “Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh (keesokan harinya –ed.)”
(H.R. Bukhari-Muslim)


Itulah perbedaan antara sifat nifak dengan sikap menutup aib.
Dua hal yang hampir terlihat sama, tetapi sungguh, Allaah Maha Mengetahui dan Maha Melihat segala yang tampak dan tersembunyi.


Semoga Allaah menjaga kita dari sifat nifak, dan memandaikan kita dalam menjaga aib.
Serta memasukan kita ke dalam golongan orang-orang yang selamat.


Baarakallaahu fiikum

Wallahu a’lam..

Imra’atu Imran


Leave a Reply

Berkomentarlah Yg Sopan Dan Jelas .

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2009 Manzur Malang Computer - Powered by Blogger - Distributed By Blogger Is The Best World - Designed by Muhammad Mansyur